Wednesday, October 22, 2014

TIPS PENGASUHAN ANAK

TIPS PENGASUHAN ANAK

7 Cara Agar Anak Tidak Terlalu Dekat dengan Pengasuhnya

Jangan menjadikan pekerjaan sebagai alasan bahwa itu demi masa depannya karena uang tidak pernah bisa mengembalikan waktu serta kenangan yang telah terbuang dengan sia-sia.

  • Sebagai orang tua yang kedua-duanya bekerja, peran pembantu rumah tangga atau babysitter sangatlah diperlukan, karena dengan adanya bantuan dari mereka segala urusan dalam rumah tangga dapat terasa lebih ringan. Namun sesungguhnya orang tua tidak boleh terlena akan hal ini, ada hal yang sebenarnya tidak boleh tergantikan oleh orang lain yaitu pengasuhan pada buah hati Anda. Orang tua boleh saja menyerahkan tugas pengasuhan anaknya kepada orang lain, namun usahakan agar tugas utama pengasuhan kepada anak tersebut tetap Anda miliki, jangan biarkan anak Anda nantinya justru lebih nyaman berada dekat dengan pengasuhnya daripada kepada Anda sendiri sebagai orang tuanya.
    Lalu apa yang harus Anda lakukan, simaklah tips dengan harapan dapat membantu Anda agar bisa lebih bersemangat meluangkan waktu Anda untuk buah hati Anda.
  • 1. Mempekerjakan pengasuh sementara

    Anda dan pasangan dapat mempekerjakan seseorang yang dapat Anda percayai untuk menjaga buah hati Anda hanya selama Anda berdua bekerja. Cara ini dapat meminimalkan ketergantungan anak terhadap pengasuhya, sehingga Anda dapat lebih sering mencurahkan kasih serta perhatian Anda berdua kepadanya.
  • 2. Tidur bertiga

    Setelah seharian penuh diasuh oleh pengasuhnya bisa jadi anak Anda mulai merasa rindu kepada Anda berdua, biasanya dia akan berusaha untuk mendapatkan perhatian Anda dengan cara menangis, merengek atau melakukan perbuatan yang bisa membuat Anda kehilangan kesabaran. Cara yang dapat Anda lakukan untuk menunjukkan perhatian Anda kepadanya setelah meninggalkannya seharian adalah dengan mengajaknya tidur bertiga pada malam hari, namun pastikan terlebih dahulu bahwa anak Anda masih cukup kecil ketika Anda akan melakukan hal ini.
  • 3. Menjalin komunikasi yang baik

    Meskipun Anda meninggalkan dia dengan pengasuhnya tapi Anda tetap bisa menjalin kontak dengannya dengan cara menjalin komunikasi yang baik. Ketika berada di tempat kerja Anda dapat meluangkan waktu Anda untuk menghubunginya lewat telepon untuk sekedar menanyakan kabarnya, ketika berada di rumah Anda dapat mengajakanya berkomunikasi dan mengevaluasi seluruh kegiatannya bersama pengasuhnya selama seharian, komunikasi yang terjalin dengan baik antara orang tua dan anak akan membuat anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya.
  • 4. Jangan izinkan pengasuh menyusui bayi Anda secara langsung

    Bila buah hati Anda masih balita dan masih menyusu jangan izinkan pengasuh menyusinya, jika Anda terpaksa harus meninggalkannya untuk bekerja cara yang dapat Anda lakukan adalah dengan membuatkan susu cadangan yang sebelumnya telah Anda persiapkan di dalam botol dan mintalah pengasuh memberikan kepadanya ketika dia lapar nanti.
  • 5. Meningkatkan hubungan mesra dengan anak

    Baik ketika sudah pulang bekerja atau ketika Anda berdua libur dari pekerjaan di akhir pekan tingkatkanlah hubungan mesra Anda berdua kepada anak Anda, lakukanlah kegiatan-kegiatan yang menyenangkan yang dapat memperkuat hubungan antara orang tua dan anak seperti rekreasi, makan bersama, olahraga bersama, nonton bersama, dan sebagainya.
  • 5. Mencari tempat kerja yang dekat

    Tempat kerja yang dekat dengan rumah akan dapat memberikan keleluasaan kepada Anda untuk bertemu dengan anak Anda pada saat jam istirahat, namun cara ini hanyalah opsional karena memang tidak mudah untuk menemukan pekerjaan yang dekat dengan rumah Anda, tapi tetap bisa Anda upayakan untuk mencarinya.
  • 6. Bekerja di rumah

    Berwirausaha akan lebih menguntungkan Anda dalam mengasuh buah hati Anda karena waktu sepenuhnya adalah milik Anda. Galilah potensi Anda untuk menjadi seorang pengusaha, banyak cara yang bisa Anda lakukan namun sesuaikan terlebih dahulu dengan keahlian serta minat Anda.
  • 7. Jangan mengantikan kasih sayang dengan uang

    Anda mungkin dapat mempekerjakan seorang pengasuh handal yang mahal serta berpengalaman, atau Anda dapat memberikan kepada anak Anda segala macam peralatan dan memenuhi semua kebutuhannya, sesungguhnya seorang anak tidak terlalu membutuhkan hal itu semua daripada kasih sayang yang seharusnya menjadi kewajiban Anda kepadanya. Jangan menjadikan pekerjaan sebagai alasan bahwa itu demi masa depannya karena uang tidak pernah bisa mengembalikan waktu serta kenangan yang telah terbuang dengan sia-sia.
    Sumber: segala sumber, artikel Agung Candra Setiawan

TIPS PENGASUHAN ANAK

TIPS PENGASUHAN ANAK

Tunjukkan Rasa Sayang kepada Anak Sesuai dengan Usianya

Orang tua yang betul-betul menyayangi buah hatinya pasti akan berusaha dengan sebaik mungkin agar perkembangan mental, emosi, moral serta rohani anaknya dapat berkembang dengan baik.

  • Berbagai cara dilakukan orang tua untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada sang buah hati, ada yang menuruti apa pun permintaan buah hatinya, memberinya uang, mengajaknya liburan, menonton bioskop, dan sebagainya. Namun apa benar yang dibutuhkan si kecil hanya berupa gelontoran harta materi serta kesenangan duniawi belaka? Tips berikut akan membahas hal-hal apa saja yang sebenarnya paling dibutuhkan oleh si kecil kesayangan Anda sesuai dengan usianya:
  • Usia 0 – 5 tahun

    Menurut penelitian perkembangan otak manusia mengalamai perkembangn paling pesat pada umur 0 sampai 5 tahun pertama usia kehidupan, di masa-masa ini segala bentuk cedera serta kekurangan nutrisi penting bagi perkembangan otak dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan serta kecerdasan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini rasa sayang serta kepedulian orang tua sebaiknya ditujukan dengan cara:
  • 1. Memberikan ASI ekslusif

    ASI ekslusif berarti memberikan ASI kepada seorang anak tanpa tambahan apa pun. Pemberian ASI ekslusif idealnya dapat diberikan kepada anak dari mulai usia 0 hingga dia mencapai usia 6 bulan, karena pada usia ini sistem pencernaan bayi masih belum berkembang dengan sempurna sehingga ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh ibu kepada bayinya.
  • 2. Memberikannya asupan makanan tambahan

    Setelah menginjak usia 1 - 5 tahun bayi mulai dapat diberikan asupan makanan tambahan yang lembut selain ASI. Makanan pendamping ASI sangat banyak dijual di tempat-tempat perbelanjaan, namun sebelum memilih makanan pendamping ASI sangat disarankan Anda untuk bijaksana memilihnya, jangan tergoda untuk menjadikan anak Anda "kelinci percobaan" bagi perusahaan makanan bayi yang menjanjikan kandungan gizi lengkap. Pilihlah hanya perusahaan produsen makanan yang telah memiliki reputasi baik meski harga yang ditawarkan relatif lebih mahal.
  • 3. Pada usia 5 tahun ke atas

    Pada ini orang tua dapat mulai memperkenalkan anaknya untuk bersosialisasi dengan orang lain, menyekolahkan anak adalah cara tepat yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka bersosialisasi dengan orang lain. Saat ini ada program pemerintah SPAUD (Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini). Anda dapat mengikutsertakan anak Anda ke dalamnya sehingga dia jadi bisa memiliki dunia baru dan memiliki banyak teman.
  • Usia 5 – 10 tahun

    Pada usia 5 tahun ke atas kemampuan komunikasi anak telah berkembang dengan baik. Orang tua yang betul-betul menyayangi buah hatinya pasti akan berusaha dengan sebaik mungkin agar perkembangan mental, emosi, moral serta rohani anaknya dapat berkembang dengan baik. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh para orang tua untuk menunjukkan rasa sayang kepada buah hati mereka pada anak usia ini adalah:
  • 1. Komunikasi yang baik

    Anak di usia ini serba ingin tahu, di dalam benaknya segala hal yang terjadi di sekelilingnya benar-benar menggoda isi hatinya untuk mengetahuinya. Sebagai orang tua kita harus memahami hal ini. Cara kita bertanya serta memberikan jawaban kepadanya hendaknya menunjukkan kedewasaan kita sebagai orang tua, komunikasi dua arah yang terjadi dengan anak kita haruslah terjalin dengan sebaik mungkin, janganlah membuat jarak dengan mereka.
  • 2. Memenuhi kebutuhannya akan fasilitas

    Ketika memasuki sekolah dasar kebutuhan mereka akan fasilitas untuk menunjang pendidikannya akan semakin bertambah. Kebutuhan akan buku-buku pelajaran, komputer, dan sebagainya orang tua harus mampu memenuhinya sehingga mereka tidak sampai ketinggalan oleh teman-temannya atau merasa minder.
  • 3. Hiburan yang sehat dan bermanfaat

    Anak-anak paling suka bermain karena memang itu dunianya, ketika orang tua ingin membelikan mainan untuk hiburan mereka hendaknya dapat dipertimbangkan terlebih dahulu aspek edukasinya, jangan sampai mainan yang Anda belikan justru tidak bermanfaat apa-apa untuk mereka, atau malah dapat membahayakan diri mereka.
  • Usia 10 – hingga remaja

    Masa peralihan dari anak-anak menuju remaja adalah masa yang paling kritis dalam kehidupan seseorang. Perubahan hormonal, ketertarikan terhadap lawan jenis, tuntutan hidup yang lebih beragam membuat seorang anak bisa merasa kewalahan menghadapinya. Orang tua yang penuh kasih tidak boleh tinggal diam dan Anda harus terus membantunya, namun cara menunjukkan rasa sayang Anda kepada mereka yang telah beranjak remaja tentunya sudah tidak lagi sama ketika mereka masih anak-anak dulu, Anda dapat menunjukkannya dengan cara:
  • 1. Menjadi sahabat yang baik

    Meskipun dia adalah anak Anda, namun cara berpikir mereka sudah mulai kritis, Anda tidak boleh menganggap mereka sebagai anak-anak lagi. Berikan mereka kebebasan bertindak, bertanggung jawab terhadap keputusannya, namun arahan dari Anda tetap harus Anda berikan. Anggaplah mereka pada masa ini sebagai sahabat Anda, ajaklah mereka untuk berdiskusi akan suatu permasalahan dan mintailah pendapat dari mereka.
  • 2. Menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik

    Permasalahan yang dihadapinya akan semakin beragam, terkadang mereka tidak mampu mengatasinya seorang diri. Sebagai orang tua jadilah pendengar yang baik dan berikan solusi-solusi yang baik untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.
  • 3. Menyekolahkannya ke jenjang yang lebih tinggi

    Persaingan hidup serta kompetisi dalam dunia kerja nantinya mengharuskan seseorang untuk memiliki pendidikan yang baik dan bila Anda sungguh-sungguh menyayangi buah hati Anda, cara yang dapat Anda tunjukkan adalah dengan menyekolahkannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
    Sumber: segala sumber, artikel Agung Candra Setiawan
TIPS PENGASUHAN ANAK

TIPS PENGASUHAN ANAK

Kiat Mengatasi serta Mengetahui Penyebab Anak Susah Makan

Mencari tahu cara untuk mengatasi masalah psikis serta kondisi kesehatan tubuh mereka adalah cara terbaik untuk membantu anak yang sedang mengalami susah makan.

  • Sebagai orang tua yang memiliki banyak tugas serta tanggung jawab, seringkali orang tua dibuat kerepotan ketika menghadapi persoalan susah makan yang sedang dialami oleh buah hati mereka. Perilaku mereka terkadang dapat menyulut emosi, hingga akhirnya orang tua terpaksa melakukan pemukulan secara fisik untuk memaksanya agar mau makan. Perlu diketahui bahwa seorang anak yang sedang mengalami susah makan sebenarnya memiliki banyak faktor penyebab, alih-alih emosi hingga akhirnya melakukan pemukulan, sebaiknya orang tua bisa menenangkan diri dan berpikir secara sehat untuk mencari tahu apa sebenarnya penyebab anak mereka mengalami susah makan.
    Seorang anak yang sedang mengalami susah makan bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
  • Kondisi mental atau jiwa

  • 1. Ketakutan

    Ketakutan yang sedang dialami oleh seorang anak bisa diakibatkan oleh lingkungan baru atau orang-orang baru yang berada di sekitarnya. Ketakutan akan beberapa jenis makanan dari tumbuhan atau lauk hewani yang pernah membuatnya sakit sehingga menyebabkan rasa trauma untuk memakannya.
  • 2. Cemas

    Anak yang memiliki orang tua pekerja dan sering meninggalkannya seorang diri dengan pengasuh atau dengan sanak saudara di rumah, bisa menyebabkan seorang anak mengalami rasa cemas akan kehilanggan dan tidak diperhatikan oleh orang tuanya, sehingga wujud keinginannya untuk protes adalah dengan cara ngambek untuk makan.
  • 3. Depresi

    Seorang anak juga dapat mengalami depresi, jika orang tua terlalu keras atau kasar terhadap anak hal tersebut juga dapat membuatnya merasa tertekan. Depresi juga bisa diakibatkan oleh masalah lain seperti kurangnya perhatian serta kasih sayang dari orang tua, atau karena menjadi obyek kekerasan oleh teman-temannya.
  • 4. Stres

    Rasa stres yang sedang dialami juga dapat menjadi penyebab berubahnya pola makan pada anak, stres bisa diakibatkan oleh karena terlalu banyaknya tekanan atau tuntutan yang diterima oleh anak, bisa diakibatkan kerena tekanan dari orang tuanya sendiri, dari lingkungan sekitar tempat tinggalanya, atau dari sekolahnya.
  • 5. Hubungan yang tidak sehat antara anak dan orang tua

    Orang tua yang terlalu kasar terhadap keluarga atau tidak memiliki waktu atau perhatian untuk anak juga bisa menjadi penyebab anak mengalami susah makan. Karena tidak memiliki kemampuan untuk melawan atau memprotes perbuatan orang tuanya, maka dengan melakukan "mogok" makan ia berharap mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
  • Kondisi kesehatan tubuh

  • 1. Sariawan

    Penyakit yang sering diakibatkan oleh kurangnya asupan Vitamin C oleh tubuh ini kerap membuat anak susah untuk makan, luka yang menganga di daerah sekitar bibir dan lidah membuat proses mengunyah makanan jadi begitu menyiksa. Oleh karena itu, jika Anda sedang menghadapi kasus ini hal yang perlu Anda lakukan adalah bagaimana cara menyembuhkan sariawannya tersebut, ada banyak obat untuk mengobati sariawan yang dijual bebas di apotik, Anda bisa memilih salah satunya untuk menyembuhkan sariawan anak Anda.
  • 2. Diare

    Makanan yang tidak higienis sering kali menjadi penyebab utama seseorang mengalami diare, diare yang diderita oleh anak-anak seringkali mengurangi nafsu makan mereka, karena badan akan terasa lemas akibat banyaknya cairan tubuh yang telah terbuang. Mengatasinya adalah dengan terlebih dahulu mengobati diare anak Anda, untuk sementara waktu beri dia makanan yang lunak dan hindari memberi makanan asam, itu akan mempercepat pemulihan kesehatan tubuhnya. Hal penting yang perlu untuk diingat setelah anak Anda sembuh adalah perhatikan kebersihan makanan yang akan dikonsumsinya agar diare tidak terulang kembali.
  • 3. Radang tenggorokan atau faringitis

    Radang tenggorokan sering disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri, oleh karena itu bila anak Anda tiba-tiba berkurang nafsu makannya disertai dengan suhu tubuh yang meningkat, batuk-batuk dan kesulitan dalam menelan makanan atau ludah, bisa dipastikan anak Anda sedang menderita radang tenggorokan. Bila hal ini terjadi segeralah bawa anak Anda berobat ke dokter atau pusat kesehatan terdekat di daerah Anda.
  • 4. Cacingan

    Lingkungan yang kurang bersih, makanan yang tidak higienis dan kebiasaan anak Anda yang sering bermain di tempat-tempat kotor dapat menyebabkan mereka terinfeksi cacingan. Cacingan dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang, makanan yang seharusnya menjadi nutrisi bagi tubuh malah diserap oleh cacing-cacing di dalam usus sehingga seseorang menjadi kekurangan gizi, kurus dan lemah. Bila Anda mencurigai anak Anda sedang menderita cacingan segera berikan obat cacing atau bawa berobat ke dokter agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.
  • 5. Amandel

    Amandel juga dapat mempengaruhi nafsu makan anak, amandel yang telah membesar harus segera diangkat karena jika tidak proses menelan makanan bisa sangat terasa menyakitkan, sehingga secara tidak langsung menyebabkan anak Anda jadi enggan untuk makan.
    Mencari tahu cara untuk mengatasi masalah psikis serta kondisi kesehatan tubuh mereka adalah cara terbaik untuk membantu anak yang sedang mengalami susah makan. Ajak anak Anda untuk lebih terbuka berkomunikasi dan yakinkan dia untuk tidak lagi takut, cemas, stres, atau depresi, serta yakinkan mereka bahwa Anda siap menjadi penolongnya kapan pun dia membutuhkan bantuan. Perhatian serta kepekaan dari orang tua adalah hal utama yang paling diharapkan oleh semua anak di dunia tanpa kecuali, ketika anak rewel dan menolak untuk makan Anda harus sigap dan segera menyadari hal ini, jangan justru mengacuhkannya.
    Sumber: segala sumber, Arikel Agung Candra Setiawan
TIPS PENGASUHAN ANAK

TIPS PENGASUHAN ANAK

Hukuman dan Ganjaran

Menghukum dan mengganjar harus bertujuan membangun watak anak kita. Perbuatan baik diberi ganjaran agar mendorongnya untuk melanjutkan perbuatan tersebut. Sedangkan perbuatan buruk dihukum agar tidak diulang.

  • Apabila kita selalu memberi hukuman untuk perbuatan dan perilaku yang tidak pernah diterima, tetapi tidak pernah memberi ganjaran untuk perbuatan dan perilaku yang dapat diterima, maka anak kita akan memiliki kesan bahwa perilaku negatif sajalah yang mendapat perhatian. Dengan demikian, dikhawatirkan anak tersebut akan tumbuh menjadi orang yang hidupnya selalu mencari kegagalan, karena tanpa disadarinya dia menanamkan kesan bahwa hanya kegagalan yang mendapatkan perhatian. Sayang sekali kalau itu yang terjadi bukan?
    Apakah anak tersebut akan hidup 'sengsara' sewaktu dewasa? Tentu saja. Tetapi karena tanpa disadarinya bahwa dia dibesarkan untuk 'mencari kegagalan', bila dia tidak mendapatkan bimbingan yang tepat dalam perjalanan hidupnya, atau dia berhasil mencari jawaban atas kegagalannya, atau dia sudah terlanjur terjebak dalam kegagalan, maka baginya sepertinya tidak ada jalan keluar.
  • Hukuman

  • Jangan menghukum anak karena emosi

    Orang tua adalah tetap manusia, mereka memiliki perasaan juga. Hal tersebut tidak dimengerti oleh anak yang sudah pandai berbicara seperti misalnya sudah di kelas 5 atau 6 SD. Kadang-kadang mereka mengucapkan sesuatu yang menyinggung perasaan orang tuanya. Misalnya:
    Ibu: Kamu tidak boleh makan saus tomat sebanyak itu.
    Anak: Terserah saya untuk mengatur hidup saya
    Maka ibu itu pun marah-marah, karena anak yang 'lancang' mulutnya itu dikira telah kelewat batas, sehingga ibu itu mengatakan: "Kalau kamu bisa mengatur hidupmu sendiri, mengapa kamu tidak keluar dari rumah ini dan mencari nafkah sendiri?"
    Tentu saja setelah berpikir dengan tenang, ibu tersebut tidak ingin anaknya yang baru umur 10-12 tahun itu benar-benar meninggalkan rumah orang tuanya dan mencoba hidup sendiri.
  • Jangan memberi hukuman yang tidak sanggup Anda jalankan

    Misalnya, "Kalau kamu tetap melakukannya, maka kamu akan saya buang ke sungai atau kamu tidak dapat menonton TV selamanya". Terutama bila ancaman tersebut ditujukan untuk anak yang sudah mulai dapat berpikir, "Mana mungkin ibu saya membuang saya ke sungai?" Juga mana mungkin ibu tersebut untuk SELAMANYA mengawasi anaknya agar tidak nonton TV?
  • Jangan memberi hukuman sekadar untuk menyakitinya

    Seperti mencambuknya dengan sabuk kulit karena jengkel atau malu. Saya kenal seorang juara tinju sewaktu saya masih remaja. Dia mendidik anaknya dengan tinjunya bila anak tersebut berbuat salah, terutama bila anaknya pulang menangis karena kalah berantem dengan teman bermainnya. Sewaktu saya dewasa, saya melihat bahwa anak yang diharapkan berperilaku 'jantan' oleh ayahnya tersebut ternyata hanya menjadi seorang pemabuk dan penjudi.
  • Jangan menghukum anak karena Anda merasa malu

    Misalnya di sebuah pertokoan, anak Anda membuat gaduh, maka Anda takut suara gaduh tersebut akan mengganggu orang lain, dan yang terutama, sikap mental 'apa kata orang nanti kepada saya', maka Anda menghukum anak Anda. Padahal di rumah Anda membiarkan perilaku 'gaduh' tersebut berlangsung tak terkendali.
  • Jangan menghukum anak karena tidak mengerti perintah Anda

    Suatu hari seorang anak berjalan bersama ibunya. Mereka berjalan sampai di perempatan dan berhenti untuk menyeberangi jalan yang ramai kendaraan bermotor. Anak tersebut tidak berhenti, namun langsung melangkahkan kakinya tanpa melihat ke kiri atau kanan. Tentu saja ibunya terkejut dan menarik anaknya ke tepi jalan dan mencubitnya (hukuman) dengan keras sehingga anak itu menangis. Ibunya bilang, "Jangan sembrono menyeberangi jalan yang ramai, tahu?" Anak tersebut manggut-manggut sambil menangis. Tetapi, hari berikutnya dia mengulang lagi perbuatanya. Dengan demikian, maka ibu itu menghukumnya lagi. Hal tersebut terulang beberapa kali hingga suatu hari di antara isak tangisnya, anak itu bertanya, "Apa sembrono itu, bu?"
    Hukuman dan ganjaran hendaknya sangat berarti bagi anak kita. Bila anak berbuat baik seringkali kita hanya mengganjarnya dengan berkataan, "Bagus sekali nak." Tetapi waktu anak itu berbuat sesuatu yang tidak dapat diterima kita tidak sekadar berkata, "Saya tidak suka dengan perbuatan mu." Tetapi, juga disertai dengan hukuman, yang kebanyakan adalah berupa hukuman fisik, dicubit, dipukul dengan telapak tangan, dan paling sedikit diambilnya kebebasannya untuk sementara, seperti diminta berdiri di sudut selama 5 menit.
    Mungkin berdiri di sudut selama 5 menit sama lemahnya seperti pujian "Bagus sekali nak." Sehingga anak tersebut tidak mendapatkan pengalaman dan pengertian yang penting tentang semua yang dilakukannya. Mungkin permintaan berdiri di sudut selama 5 menit untuk anak usia 3-4 tahun sudah terasa berat buatnya, sehingga dia menangis keras, karena itu berarti dia tidak dapat bergerak atau bermain terus. Sedangkan pujian, "Bagus sekali nak." tidak membuatnya bangga.
  • Ganjaran

  • Ganjaran terbaik yang membangun watak anak sebenarnya memberi rasa percaya dan hormat

    Contohnya, kalau anak pergi ke pertokoan biasanya suka pergi ke bagian mainan. Sebelum pergi ke tempat mainan, anak tersebut diingatkan, "Kamu hanya melihat-lihat, tidak membeli, OK?" Tentu, dengan tanpa pikir panjang anak tersebut menganggukkan kepala. Tetapi, waktu diajak pulang setelah melihat mainan begitu banyak dan menarik, dia merengek atau kadang-kadang menangis keras-keras sengaja untuk membuat orang tuanya malu, sehingga orang tuanya menyerah. Untuk menenangkannya, cara yang baik adalah, biarkan anak itu tahu siapa di sini yang menjadi 'tuan'. Anda harus teguh, jangan malu, dan berkata, "Kalau kamu berhenti menangis, dan pulang, maka lain kali kita akan kembali melihat-lihat mainan lagi." Ini adalah ganjarannya. Kalau kita melakukan hal tersebut berulang-ulang, maka anak tersebut akan 'menurut', dan tidak akan menangis lagi sewaktu diajak pulang, karena dia 'dipercaya' dan 'dihormati'. Sebaliknya orang tua harus juga menepati janjinya.
  • Sama seperti menghukum, jangan mengganjar anak karena emosi

    Misalnya, kalau lagi senang, biasanya kalau sedang liburan, kita suka memanjakan anak kita dengan berbagai 'hadiah' yang sebenarnya tidak dibutuhkannya. Ini akan memberinya kesan bahwa berbelanja mengikuti impuls itu tidak ada salahnya. Ingatlah bahwa kita ingin membangun wataknya, bukan merusaknya.
  • Jangan mengganjar anak kita dengan benda-benda yang tidak dibutuhkannya

    Misalnya, kalau setiap kali anak kita melakukan sesuatu yang baik, kita sekadar memujinya, "Bagus sekali." Lama kelamaan ucapan kita tidak memiliki kekuatan yang mendorongnya melakukan perbuatan baik. Demikian pula bila setiap kali dia membantu kita mengerjakan tugas rumah, kita beri dia ice cream, lama kelamaan, ice cream tersebut tidak memiliki kekuatan motivasi baginya atau membentuk wataknya. Untuk mengetahui apa yang dibutuhkannya, sebaiknya ada komunikasi dua arah agar kita dapat menilai apa yang sangat dibutuhkannya, sehingga ganjaran yang berupa barang tersebut tidak berakhir di tumpukan barang bekas di garasi.
    Sumber: segala sumber, Artikel Effian Kadarusman
TIPS PENGASUHAN ANAK

TIPS PENGASUHAN ANAK

Tips Mengatasi Anak yang Mudah Marah

Orang tua yang dalam kesehariannya sering marah-marah atau tidak memiliki kemampuan untuk menahan emosi, maka anak-anak mereka dapat terpengaruh oleh kebiasaan tersebut.

  • Anak yang mudah marah atau ngambekan memang dapat sangat menjengkelkan, membuat frustrasi dan dapat mengikis kesabaran kita sebagai orang tuanya. Alih-alih menenangkan atau membantu anak-anaknya untuk bisa mengendalikan amarahnya, banyak orang tua justru kerap melakukan kesalahan dengan sengaja membiarkannya, balik memarahinya, menghukumnya, bahkan hingga melakukan kekerasan fisik untuk sekadar membuatnya diam. Api tidak akan bisa padam dengan api, sebagai orang tua kita hendaknya dapat memahami bahwa kemarahan yang dilakukan oleh seorang anak sangat berbeda penyebabnya dengan kemarahan yang dilakukan oleh orang dewasa. Adalah kewajiban kita semua sebagai orang dewasa untuk bisa menjadi embun penyejuk bagi anak-anak kita yang sedang marah, sehingga mereka dapat memahami dengan sendiri kesalahannya dan belajar dari teladan kita bagaimana cara yang benar untuk mengatasi emosinya.
    Berikut ini beberapa tips yang dapat digunakan oleh para orang tua tentang bagaimana membantu meredakan emosi anak-anak yang sedang marah, sehingga dengan sendirinya mereka dapat memiliki kemampuan untuk mengendalikan amarahnya:
  • 1. Peka mengenali perasaan anak

    _Dikutip dari belajarpsikologi.com. "Seorang anak memiliki keingintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu, tapi seringkali kemampuannya tidak sekuat keinginannya. Hal ini biasanya membuat ia kesal dan menuntunnya ke arah frustasi yang diungkapkan dengan marah-marah."_Oleh karena itu, mulailah dengan memahami perasaan dan kebiasaan si anak. Kenalilah kesukaan dia akan sesuatu, memahami apa yang ingin atau tidak ingin dia lakukan, jadwal jam tidurnya, dan sebagainya. Ketika orang tua berusaha mengenalkan sesuatu hal yang baru kepada anak-anaknya, hindarilah dengan cara memaksa, tawarkanlah mereka untuk memilih atau lakukanlah dengan cara perlahan sebagai bentuk pembiasaan, sehingga bila anak sudah terbiasa dan menyukainya, maka dia tidak perlu lagi kita paksa untuk melakukannya.
  • 2. Komunikasi yang baik

    Kadang sering terjadi komunikasi yang tidak terjalin dengan baik antara orang tua dan anak, sehingga ketika anak ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tuanya ia mengalami kesulitan dan bentuk kekesalan hatinya atau ungkapan protes kepada orang tuanya dia tunjukkan dengan cara marah, ngambek, merusak sesuatu, dan lain-lain. Bangunlah komunikasi yang hangat dengan anak-anak kita, jangan membuat jarak dengan mereka, anggaplah anak-anak sebagai sahabat kita begitu pula sebaliknya. Yakinlah, ketika komunikasi dengan anak sudah bisa terjalin dengan baik, maka anak-anak bisa mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan aspirasinya.
  • 3. Memeluknya

    Kadang kemarahan seorang anak bisa diakibatkan oleh hal yang sangat sepele, seperti kurangnya kasih sayang atau perhatian dari orang tuanya. Ketika anak tumbuh semakin besar atau karena kesibukan kerja yang semakin padat, kedekatan secara fisik dengan orang tuanya bisa berangsur-angsur berkurang, dalam hal ini anak bisa merasa tidak disayangi lagi oleh orang tuanya. Pelukan serta belaian kasih sayang dari orang tuanya sangat mereka harapkan. Oleh karena itu, biasakanlah memeluk mereka atau menciumnya dengan tulus ketika akan berangkat bekerja atau ketika mereka sakit. Cara ini terbukti ampuh untuk menenangkan perasaan mereka.
  • 4. Memberikan larangan yang logis

    Anak-anak umumnya belum memiliki keberanian untuk berdebat dengan orang tuanya, bahkan ketika mereka ingin sekali melakukan sesuatu namun orang tua melarangnya. Kata-kata jangan, tidak, tidak boleh dan sebagainya sering kali membuat anak merasa tidak dipercayai atau dibatasi ruang geraknya. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita wajib memberikan alasan yang logis kepada anak kita mengapa kita melarangnya melakukan sesuatu. Bila itu menyangkut hal yang dapat membahayakan dirinya, maka kita wajib menjelaskan resiko-resiko yang dapat terjadi bila dia memaksa untuk melakukannya.
  • 5. Memberikan teladan

    Orang tua perlu memberikan teladan kepada anak-anaknya bagaimana cara yang benar mengatasi emosi. Orang tua yang dalam kesehariannya sering marah-marah atau tidak memiliki kemampuan untuk menahan emosi, maka anak-anak mereka dapat terpengaruh oleh kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, bila kita menginginkan anak-anak kita dapat mengendalikan emosi mereka, maka kita harus berusaha menahan diri ketika akan marah atau kita bisa meluapkan kemarahan kita tidak di hadapan anak secara langsung.
  • 6. Tidak gugup dan tetap tenang

    Ketika anak kita marah di tempat umum, sebagai orang tua kita tidak boleh gugup dan harus tetap tenang, jangan balik memarahi anak-anak kita secara langsung atau bahkan memukulnya di hadapan orang banyak. Cara mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan menggendongnya lalu membawanya ke tempat yang lebih sepi sehingga dapat meredakan emosinya yang sesaat.
    Sumber: Segala Sumber, Artikel Agung Candra Setiawan